Bprnews.id - Pemerintah Kota Palembang mengadakan pelatihan wirausaha untuk para pelaku UMKM yang diselenggarakan di Rumah Dinas Wali Kota Palembang pada Kamis (22/2/2024).
Agenda pelatihan tersebut meliputi beberapa kegiatan, termasuk pemberian nomor induk berusaha (NIB) dan pelatihan langsung dalam bidang memasak oleh seorang chef yang hadir dalam acara tersebut.
Ahmad Zulinto, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kota Palembang, menjelaskan bahwa tujuan utama dari pelatihan wirausaha UMKM ini adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada para pelaku UMKM terkait dengan bidang usaha mereka.
"Penting bagi para pelaku UMKM untuk meningkatkan kapasitas SDM mereka melalui pelatihan, pembelajaran, dan edukasi agar dapat meningkatkan kinerja UMKM," ujar Zulinto usai membuka acara.
Ia menambahkan bahwa pelatihan semacam ini sangat penting bagi pelaku UMKM karena pengetahuan dan keterampilan dalam bidang usaha mereka sangat diperlukan untuk mengembangkan UMKM.
"Pelatihan ini hari ini fokus pada kuliner karena minat masyarakat Palembang terhadap kuliner semakin meningkat, dan penting bagi UMKM untuk memahami selera dan preferensi konsumen agar dapat berkembang," tambahnya.
Zulinto menjelaskan bahwa perkembangan UMKM di Provinsi Sumatra Selatan, khususnya di Kota Palembang, cukup baik, terbukti dengan peningkatan tingkat tenaga kerja dan penurunan angka pengangguran serta kemiskinan.
"Peran UMKM di Kota Palembang sangat baik, terbukti dari kontribusinya dalam menyelesaikan masalah pengangguran dan kemiskinan serta menyediakan produk dengan harga terjangkau," ujarnya.
Ari Purnama, salah satu peserta UMKM dan pelaku usaha yang hadir dalam acara tersebut, menyatakan bahwa pelatihan wirausaha UMKM sangat bermanfaat bagi para pelaku UMKM untuk meningkatkan kualitas usaha mereka.
"Pelatihan ini membantu kami dalam mengurus izin usaha dan sertifikasi halal, sehingga kami dapat meningkatkan kualitas produk kami," kata Ari Purnama.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para pelaku UMKM dapat lebih berkembang dalam mendukung perekonomian melalui pemahaman yang lebih baik tentang bisnis mereka. Selain itu, diharapkan juga bahwa para pelaku UMKM dapat memahami pentingnya teknologi digital dalam mengembangkan dan memajukan usaha mereka.
Bprnews.id - PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), melalui Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) bekerja sama dengan Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia (INOTEK), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, menginisiasi Program UMKM Untuk Indonesia untuk Transformasi Digital 2024. Program ini bertujuan mendampingi UMKM dalam menerapkan digitalisasi dengan target mengakomodasi 1.000 UMKM di Jawa Barat dan DKI Jakarta.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat, Rachmat Taufik Garsadi, yang mewakili Penjabat (Pj) Gubernur Jabar, Bey Triadi Machmudin, menyampaikan bahwa Jawa Barat, sebagai provinsi dengan penduduk terbanyak, juga memiliki jumlah UMKM terbesar di Indonesia. Berdasarkan data BPS Jawa Barat, terdapat 4,4 juta pelaku UMKM, sedangkan Kementerian Koperasi dan UKM mencatat ada 1,4 juta UMKM di Jabar.
"Kami sangat mengapresiasi upaya bersama para stakeholder dalam membantu pengembangan UMKM di tengah keterbatasan yang ada," ungkapnya dalam acara peluncuran Program UMKM Untuk Indonesia untuk Transformasi Digital 2024 di Bandung, Kamis (22/2/2023).
Peluncuran Program UMKM Untuk Indonesia untuk Transformasi Digital 2024 dilakukan secara serentak di empat lokasi, termasuk Bandung, Kabupaten Karawang, Kota Cirebon, dan Kabupaten Bogor. Sekitar 400 pelaku UMKM Jawa Barat turut serta dalam acara ini, yang langsung diikuti dengan workshop pelatihan.
Rachmat menekankan bahwa kehadiran program pemberdayaan UMKM dari Sampoerna dan INOTEK akan memberikan dampak positif bagi kemajuan UMKM.
Program UMKM Untuk Indonesia 2024 akan memberikan pelatihan tentang digitalisasi, termasuk penggunaan e-commerce, manajemen keuangan, dan akses pasar. Harapannya, UMKM di Jawa Barat dapat meningkatkan kesejahteraannya dengan pendapatan yang lebih tinggi dan menciptakan lapangan kerja.
"Saya berharap para pelaku UMKM dapat meningkatkan omzet bisnis mereka setelah mengikuti program ini. Hal ini sangat penting bagi kami karena peningkatan omzet dapat membuka peluang kerja baru, mengurangi angka pengangguran, dan kemiskinan," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Urusan Eksternal Sampoerna, Ishak Danuningrat, menyatakan bahwa Program UMKM Untuk Indonesia untuk Transformasi Digital 2024 memberikan kesempatan bagi 1.000 UMKM dari Jawa Barat dan DKI Jakarta agar dapat meningkatkan aktivitas wirausaha mereka. Setelah peluncuran di Jawa Barat, peluncuran program ini juga akan dilakukan secara terpisah di DKI Jakarta.
"Sepuluh peserta terbaik akan bersaing dalam acara puncak, yaitu IDEAL (Inovasi dan Digitalisasi Entrepreneur untuk Akselerasi Lanjutan) yang akan diselenggarakan pada bulan Agustus. Peserta terbaik akan mendapatkan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas produksi dari BRIN," jelasnya.
Ishak menegaskan bahwa UMKM merupakan tulang punggung ekonomi nasional yang memerlukan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu, kolaborasi dari semua pihak sangat penting dalam membantu UMKM mencapai kemajuan.
Salah satu tantangan utama dalam pengembangan UMKM adalah akses pasar. Sampoerna dan INOTEK berupaya menjawab tantangan ini melalui berbagai pelatihan dan workshop, termasuk dalam bidang digitalisasi, regulasi usaha, manajemen, dan lainnya.
"Kami percaya bahwa digitalisasi dan pendampingan adalah kunci untuk membantu UMKM menjadi lebih kuat dan bersaing secara global, tidak hanya di tingkat lokal," tambahnya.
Ishak menekankan bahwa Sampoerna, yang telah beroperasi di Indonesia selama 111 tahun pada tahun 2024, konsisten dalam komitmennya untuk mendukung pengembangan UMKM di Indonesia. Melalui program berkelanjutan Sampoerna Untuk Indonesia, Sampoerna memiliki dua program untuk mendukung UMKM.
Pertama, program SETC yang telah berjalan sejak tahun 2007, menyediakan pelatihan dan pendampingan bagi UMKM dalam berbagai aspek, termasuk keterampilan teknis dan manajerial, serta jaringan bisnis.
Kedua, program Sampoerna Retail Community (SRC) yang dimulai sejak tahun 2008, bertujuan untuk modernisasi toko kelontong tradisional dan meningkatkan akses digital mereka. Saat ini, ekosistem SRC telah terhubung dengan sekitar 250.000 toko kelontong di seluruh Indonesia. Pojok Lokal di toko SRC juga memberikan kesempatan bagi pelaku UMKM lokal untuk memasarkan produk mereka. Mayoritas pelaku UMKM yang didukung oleh SETC dan SRC adalah perempuan.
"Seperti yang disampaikan oleh Presiden sebelumnya, UMKM, terutama yang dikelola oleh perempuan, merupakan tulang punggung perekonomian. Melalui SETC dan SRC, kami berharap dapat membantu Indonesia menjadi lebih produktif, mandiri, dan kompetitif," tambahnya.
Program UMKM Untuk Indonesia untuk Transformasi Digital diharapkan dapat mendukung pertumbuhan massal UMKM lokal sambil membantu pemerintah mencapai target pada tahun 2024, yaitu mendorong 30 juta UMKM masuk ke dalam ekosistem digital dan 1 juta UMKM bersertifikasi halal.
Bprnews.id - Billy Mambrasar berharap agar generasi muda yang bergerak di bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Papua terus produktif dengan memanfaatkan media sosial. Menurutnya, berjualan melalui platform media sosial memungkinkan terjalinnya hubungan dengan pelanggan di berbagai negara.
"Untuk kegiatan hari ini kami melibatkan 30 UMKM Papua yang memiliki potensi pasar yang luas dan dapat diterima oleh pelanggan di seluruh dunia," kata Billy pada acara Tik Tok Jalin Nusantara di Jayapura, Jumat.
Billy menekankan bahwa fokus kegiatan ini adalah untuk mendorong ekspor, sehingga diharapkan para pelaku usaha dapat terus meningkatkan produksi mereka.
"Melalui kegiatan TikTok Jalin Nusantara ini, kami berharap agar generasi muda Papua atau pelaku UMKM setempat dapat semakin produktif dalam usaha mereka," ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa dalam program TikTok Jalin Nusantara, pihaknya bekerja sama dengan beberapa mitra, termasuk Yayasan Kitong Bisa, sebuah organisasi non-profit yang berfokus pada pendidikan nonformal dan pengembangan individu.
"Ini hanya awal dari kegiatan ini, dan ke depannya kami berencana untuk melibatkan UMKM Papua lainnya karena potensi pasar ekspor masih sangat terbuka," tambahnya.
Billy juga menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul menuju Indonesia Emas 2045.
“Mencapai puncak bonus demografi pada tahun 2038 membutuhkan kerja sama dan kolaborasi dari semua pihak," jelasnya.
Di sisi lain, Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi, Perdagangan, dan UMKM Kota Jayapura, Jane Ansanay, memberikan apresiasi atas kegiatan tersebut.
"Kami berharap bahwa kegiatan ini dapat membuka wawasan para pelaku UMKM muda Papua sehingga mereka dapat terus berinovasi dan menciptakan peluang kerja bagi sesama," tambahnya.
Bprnews.id - OJK DIY menegaskan bahwa Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) dalam wilayahnya berada dalam pengawasan yang normal. Terdapat 60 BPR dan BPRS yang diawasi oleh OJK di DIY.
Tidak ada BPR di DIY yang telah ditutup sampai saat ini. "Ada 47 BPR konvensional dan 13 BPRS yang diawasi OJK DIY. Semua pengawasan normal. Tidak masuk dalam Bank Dalam Pengawasan (BDP) ataupun Bank Dalam Resolusi (BDR) apalagi dilikuidasi," ujar Parjiman, Kepala OJK DIY, Kamis (22/02/2024).
Beberapa BPR dan BPRS di DIY sedang berusaha untuk memenuhi persyaratan modal minimum sebesar Rp 6 miliar, sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 5/POJK.03/2015. POJK ini menetapkan bahwa BPR konvensional harus memenuhi modal minimum Rp 6 miliar hingga akhir tahun 2024, sementara BPRS hingga akhir 2025.
Empat BPR telah menambahkan setoran modal, namun efektivitas tambahan modal tersebut masih dievaluasi. "Saat ini sedang dilakukan penelitian efektifitasnya. Kalau efektif, berarti sudah memenuhi (modal inti Rp 6 miliar). Karena di ketentuan kami, setoran modal harus memenuhi syarat, seperti tidak boleh berasal dari hutang dan atau pencucian uang, dokumen atau bukti lengkap, dan lainnya," tambahnya.
Untuk memastikan pemenuhan modal inti minimum, BPR diminta untuk menyusun action plan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2024. Dalam RBB tersebut, BPR diminta untuk membuat rencana pemenuhan modal inti minimum, baik dengan menambah modal dari pemegang saham yang sudah ada maupun dengan menarik investor baru.
Selain itu, opsi lain yang bisa dipertimbangkan oleh BPR yang belum memenuhi modal inti minimum adalah merger. "Ada beberapa BPR/BPRS yang kepemilikannya sama. Sehingga diharapkan modal inti minimum BPR bisa sesuai dengan amanat POJK. Ada satu BPR yang sudah berencana merger dengan BPR grup lainnya di luar DIY," tambahnya.
Bprnews.id - OJK berencana berikan sanksi keras pada bank-bank yang agresif dalam menyalurkan kredit melalui layanan pinjaman online (pinjol). Banyak bank-bank digital sering kali bermitra dengan pinjol dalam menyalurkan kredit mereka.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menjelaskan bahwa OJK telah secara aktif memantau tren dalam industri fintech, terutama dalam hal pembiayaan melalui skema kolaborasi antara bank dan pinjol, khususnya bank digital. Pengawasan ini melibatkan analisis risiko serta penilaian terhadap tingkat keterpaparan bank untuk memastikan praktik manajemen risiko yang memadai dan juga kecukupan dana cadangan.
Apabila terdapat bank yang menjalankan skema channeling namun tidak prudent, OJK pun ambil langkah.
"Tindakan tegas akan diambil terhadap bank yang memiliki konsentrasi eksposur bisnis fintech yang tinggi namun tidak prudent antara lain penghentian kerjasama dan aktivitas bank terkait serta meminta dilakukannya evaluasi terhadap bisnis proses dimaksud," ujar Dian dalam jawaban tertulis, Kamis (22/2/2024)..
OJK juga mendorong bank untuk terus melakukan diversifikasi portofolio kredit mereka dan meningkatkan transparansi serta komunikasi dengan nasabah untuk membangun kepercayaan. Selain itu, bank juga diharapkan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang risiko dan pentingnya berhati-hati dalam menggunakan layanan pinjol.
Meskipun demikian, sektor perbankan terus berusaha untuk menjalin kerja sama dengan pinjol dalam menyalurkan kredit. Contohnya, Bank Jago Tbk. telah bekerja sama dengan beberapa pinjol seperti AdaKami, Kredit Pintar, dan Atome. Namun, bank ini tetap mempertahankan prinsip kehati-hatian dalam pemilihan mitra pinjol untuk menjaga kualitas penyaluran kredit mereka.
Bank Seabank Indonesia juga mengandalkan skema kerja sama dengan pinjol dalam menyalurkan kredit, termasuk dengan AdaKami, Rupiah Cepat, dan EasyCash. Dalam kerja sama dengan AdaKami, Seabank berkomitmen untuk menyediakan dana hingga Rp300 miliar untuk pembiayaan.
Bank digital seperti Allo Bank Indonesia juga menggunakan skema channeling dalam menyalurkan kredit. Direktur Utama Allo Bank, Indra Utoyo, menjelaskan bahwa skema ini memberikan keuntungan bagi bank dalam mengelola risiko kredit dengan berbagi risiko dengan mitra pinjol. Melalui kerja sama ini, bank dapat menganalisis risiko calon nasabah melalui teknologi yang diterapkan oleh mitra mereka.