Bprnews.id - PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) mengadakan workshop literasi keuangan digital di Universitas Raharja Kota Tangerang pada Kamis, (22/2). Acara ini merupakan bagian dari upaya Jamkrindo untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan keuangan digital di kalangan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Workshop ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Rektor Universitas Abas Sunarya, Direktur PT UMKM Tangerang Raya Azdin Akbar, CEO Lunas Roy Baskoro, Sekretaris Perusahaan Jamkrindo Aribowo, serta Komunitas UMKM Tangerang Raya.
Menurut Aribowo, workshop kali ini diikuti oleh 50 peserta UMKM Tangerang, yang mendapatkan edukasi literasi keuangan. Salah satu fokus materi adalah pentingnya laporan keuangan dalam mendukung akses permodalan. "Dengan adanya workshop ini diharapkan para pelaku UMKM mampu membuat laporan keuangan sendiri, sehingga dapat melakukan mendiagnosis kesehatan keuangannya," ungkap Aribowo.
Selain memberikan pemahaman tentang laporan keuangan, Jamkrindo juga mendorong para pelaku UMKM untuk memanfaatkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) melalui ChatGPT. Penggunaan ChatGPT diharapkan dapat membantu pelaku UMKM dalam merencanakan strategi pemasaran, memberikan informasi tren pasar, meningkatkan interaksi dengan pelanggan, serta menganalisis data pelanggan.
Acara ini merupakan kelanjutan dari serangkaian workshop literasi keuangan digital yang telah dilakukan oleh Jamkrindo sebelumnya di berbagai kota seperti Pare-Pare, Palu, dan Ambon pada tahun 2023. Dengan terus menggelar acara serupa, Jamkrindo berharap dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan dan pemberdayaan UMKM di Indonesia.
Bprnews.id - Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (DKUM) Kota Depok mengumumkan rencana untuk meningkatkan sinergi antara koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) sebagai fokus utama tahun 2025. Langkah ini diungkapkan dalam acara Forum Rencana Kerja (Renja) di Hotel Savero pada Rabu (21/02/24).
Kepala DKUM Kota Depok, Dede Hidayat, menjelaskan bahwa sinergi tersebut akan mendorong pelaku UMKM untuk bergabung dengan koperasi atau bahkan mendirikan unit koperasi sendiri. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan akses permodalan kepada pelaku UMKM yang membutuhkan dukungan untuk pengembangan usahanya.
"Diharapkan koperasi memberikan akses permodalan dari sisi non perbankan," jelas Dede kepada berita.depok.go.id usai acara Renja DKUM Depok.
Menurut Dede, Kota Depok telah memiliki 165 koperasi yang terdaftar berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026. Namun, koperasi tersebut masih terbagi dalam kategori sehat, cukup sehat, dan tidak sehat.
Di sisi lain, melalui program 1.000 Wirausaha Baru dan 5.000 Perempuan Pengusaha, sudah ada ribuan pelaku usaha yang berhasil dilahirkan di Kota Depok.
Pemerintah Kota Depok juga tengah berupaya memberikan akses permodalan kepada pelaku UMKM, baik melalui lembaga perbankan maupun non perbankan. Kehadiran koperasi diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk mewujudkan akses permodalan bagi UMKM di Kota Depok.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi pemerintah setempat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan sektor koperasi dan UMKM. DKUM Kota Depok optimis bahwa dengan sinergi yang kuat antara koperasi dan UMKM, dapat tercipta lingkungan usaha yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Kota Depok.
Bprnews.id - Bank Mega, salah satu bank swasta terkemuka di Indonesia, mengumumkan penurunan laba bersih sebesar 13,37 persen pada tahun 2023 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Wakil Direktur Utama Bank Mega, Diza Larentie, menyatakan bahwa penurunan tersebut sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya biaya dana perbankan yang signifikan.
Menurut laporan keuangan Bank Mega, laba bersih bank tersebut turun menjadi Rp3,51 triliun sepanjang tahun 2023, dibandingkan dengan Rp4 triliun pada tahun sebelumnya.
"Dalam setahun kemarin, BI saja sudah menaikkan 7 days repo beberapa kali, tentunya itu seiring dengan The Fed juga," kata Diza kepada wartawan di Jakarta.
Diza juga menyoroti dampak suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang tinggi pada tahun sebelumnya, yang berdampak pada kenaikan suku bunga perbankan serta meningkatkan biaya dana perbankan. Catatan Bank Mega menunjukkan bahwa biaya dana perbankan pada tahun 2023 meningkat menjadi 4,43 persen year-to-date (ytd) dari 3,05 persen ytd pada tahun 2022.
Selain itu, penyaluran kredit juga menjadi tantangan bagi Bank Mega, dengan total kredit di tahun 2023 turun menjadi Rp65,68 triliun dibandingkan dengan Rp69,7 triliun pada tahun 2022.
Meskipun demikian, Bank Mega mencatat bahwa penurunan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) tidak berdampak pada likuiditas dan kualitas kredit, dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 74,03 persen dan NPL gross sebesar 1,57 persen.
Untuk mengatasi penurunan laba dan biaya dana perbankan, Bank Mega akan fokus pada peningkatan dana murah atau current account saving account (CASA). Diza menyatakan bahwa Bank Mega menargetkan persentase CASA dapat mencapai di atas 30 persen pada tahun ini.
Bank Mega juga akan terus mengembangkan layanan perbankan digital, seperti mobile banking dan layanan BI Fast, untuk mendorong pertumbuhan CASA di tahun 2024.
"Dengan fitur-fitur yang kami tambahkan dan kemudahan yang terus kami berikan di mobile banking, kami berharap dapat mendorong peningkatan CASA," tambah Diza.
Bank Mega optimis bahwa dengan strategi ini, mereka dapat mengatasi tantangan dan mencapai kinerja yang lebih baik di tahun-tahun mendatang.
Bprnews.id - Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencapai rekor tertinggi All Time High (ATH) pada level Rp 6.375 pada Rabu (21/2/2024). Menurut data, secara year to date, saham BBRI telah meningkat 11,35 persen dan telah berkali-kali memecahkan rekor baru. Bahkan, pada penutupan perdagangan Rabu, saham BBRI masih kuat berada di level Rp 6.300 per lembar saham dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 954,82 triliun.
Katalis peningkatan harga saham ini didorong oleh kinerja keuangan impresif pada tahun 2023, terutama dalam pertumbuhan kredit yang mencapai double digit, utamanya pada segmen UMKM. Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, menyebut bahwa dari sisi fungsi intermediasi, BRI berhasil mendorong penyaluran kredit tumbuh 11,2 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp 1.266,4 triliun, melebihi pertumbuhan kredit industri perbankan nasional sebesar 10,4 persen yoy di tahun 2023.
Seluruh segmen pinjaman BRI tercatat tumbuh positif, dengan segmen mikro tumbuh 10,9 persen yoy, konsumer 13,4 persen yoy, kecil dan menengah 8,6 persen yoy, dan korporasi 13,8 persen yoy.
Sejumlah analis dari berbagai perusahaan sekuritas ternama merekomendasikan Buy saham BBRI, mengingat pertumbuhan kredit yang solid di tahun 2023 dan target pertumbuhan kredit yang optimis untuk tahun 2024. Prasetya Gunadi, seorang analis dari Samuel Sekuritas Indonesia, menyoroti pertumbuhan kredit segmen ultramikro yang diharapkan akan terus melampaui kredit bank-only.
Dengan target pertumbuhan kredit 11–12 persen yoy di tahun ini, BBRI diprediksi akan berhasil membukukan pertumbuhan EPS sebesar 10,9 persen yoy di tahun 2024. Prasetya Gunadi merekomendasikan Buy saham BBRI dengan target harga Rp 6.800 per saham, dengan menyiratkan PBV 3,1x, didukung oleh struktur permodalan yang solid.
Di sisi lain, Direktur Utama BRI, Sunarso, mengungkapkan bahwa keberadaan holding ultramikro akan dijadikan sebagai sumber pertumbuhan baru bagi perseroan. Fokus tetap pada UMKM, khususnya di segmen ultramikro, sebagai prioritas utama. Hingga akhir Desember 2023, Holding Ultramikro telah berhasil mengintegrasikan 37 juta nasabah peminjam.
Bprnews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan terjadi perlambatan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) pada akhir tahun 2023. Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, perlambatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk pertumbuhan DPK yang tinggi pada masa pandemi atau efek basis tinggi.
"Ini dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain pertumbuhan DPK yang tinggi pada masa pandemi atau high base effect," kata Dian, Kamis (22/2/2024).
Selain itu, penggunaan dana internal untuk operasional dan ekspansi perusahaan setelah pandemi juga menjadi penyebabnya. Dian juga menyebut bahwa konsumsi masyarakat kembali meningkat dengan berakhirnya status pandemi, serta dampak dari instrumen alternatif penempatan dana selain DPK.
Meskipun demikian, Dian menegaskan bahwa kondisi likuiditas bank umum tetap terjaga.
"Likuiditas bank dinilai sangat memadai tercermin dari rasio-rasio likuiditas yang jauh di atas threshold seperti Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing naik menjadi 120,07 persen dan 28,73 persen atau jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen," jelas Dian.
Untuk prospek penghimpunan DPK pada 2024, OJK memperkirakan DPK akan tetap tumbuh dengan sehat. Hal ini dipertimbangkan dengan kondisi makro domestik yang terjaga dengan baik.
OJK mencatat pertumbuhan DPK pada Desember 2023 sebesar 3,73 persen secara tahunan atau menjadi Rp 8.458 triliun. Namun, pertumbuhan DPK lebih lambat dibandingkan kredit perbankan yang tumbuh double digit sebesar 10,38 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp 7.090 triliun pada akhir 2023.
Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) net perbankan sebesar 0,71 persen dan NPL gross sebesar 2,19 persen.