Bprnews.id - Bazar Takjil Ramadan yang dikoordinasi oleh Jawa Pos Radar Madura (JPRM) dan Pemerintah Kabupaten Sumenep telah memasuki tahap persiapan matang. Dalam acara tersebut, puluhan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) akan turut serta untuk meramaikan kegiatan ini dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Moh. Ramli, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskop UKM dan Perindag) Sumenep menyatakan bahwa pihaknya mendukung sepenuhnya pelaksanaan bazar takjil ini yang diprakarsai oleh JPRM. Menurutnya, kegiatan ini dapat memberikan dorongan yang signifikan terhadap peningkatan perekonomian masyarakat setempat.
"Kegiatan bazar takjil yang diinisiasi oleh JPRM dan beberapa stakeholder memiliki banyak manfaat," ujar Ramli.
Ramli juga menjelaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan para pelaku UMKM yang akan berpartisipasi dalam Bazar Takjil Ramadan ini. Lokasi bazar takjil dipilih di depan kantor Kodim/0827 Sumenep area Taman Bunga. Selama bulan Ramadan, pihaknya memberikan kebijakan khusus untuk menempati area tersebut.
Diskop UKM dan Perindag juga mengajak para peserta bazar takjil untuk mematuhi ketentuan yang telah disepakati serta tidak mengganggu ketertiban umum dan lalu lintas.
Ramli menyebutkan bahwa jumlah pelaku UMKM yang akan terlibat dalam bazar takjil cukup banyak. "Informasi terakhir menunjukkan bahwa ada 86 stan yang akan disediakan panitia," ungkapnya.
Pihaknya juga telah melibatkan sejumlah pelaku UMKM di Kota Keris, termasuk di area Taman Tajamara, Desa Kolor, dan lokasi lainnya. Dia mengingatkan agar para pelaku UMKM dan pedagang kaki lima (PKL) untuk mematuhi aturan selama mengikuti bazar takjil ini.
"Intinya, saya harapkan para pelaku usaha tetap patuh pada aturan yang ada, terutama bagi yang berjualan di Taman Tajamara yang kini kita buka sebagai kawan PKL," tandasnya.
Bprnews.id - Cathay United Bank (CUB) telah dinobatkan sebagai salah satu Bank Penting secara Domestik (D-SIB) di Taiwan. Prestasinya mencatatkan rekor tertinggi baru pada tahun 2023 dengan laba bersih meningkat 13% secara tahunan, mencapai US$ 950 juta. Pada bulan Januari lalu, CUB menyelenggarakan "Strategic Leadership Conference" yang dihadiri oleh manajemen senior serta lebih dari 300 kepala unit di dalam dan luar negeri. Konferensi ini dipimpin oleh Chairman Andrew Kuo, yang mendorong para peserta untuk berkomitmen pada Strategi "1-2-3-4" guna menghadapi tantangan dan terus meningkatkan kinerja bisnis dalam tiga tahun ke depan.
Strategi "1-2-3-4" terdiri dari empat elemen utama, yaitu satu visi (Satu Bank), dua motor penggerak (Digitalisasi dan Teknologi Pintar), tiga fokus bisnis (Perbankan Ritel Baru, Perbankan Korporat Baru, dan Pasar Baru), serta empat pilar fundamental (Keamanan TI, SDM Substansial, Manajemen Risiko, dan Komitmen ESG). CUB berencana untuk memperluas pasar dengan memanfaatkan pengalaman transformasi bisnis mereka dan berbagai keahlian lintaswilayah, cross-selling, dan lintas-sektor. Dengan fokus pada membangun pondasi bisnis yang kuat, CUB bertujuan mencapai visi "Satu Bank" dan mencapai rekor baru dalam tingkat laba usaha.
Alan Lee, Presiden CUB, menyatakan bahwa perusahaan akan semakin memprioritaskan fokus bisnis pada masa depan, dengan rencana untuk memperkuat bisnis perbankan korporat dan ekspansi pasar luar negeri dalam tiga tahun mendatang. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menghasilkan pertumbuhan laba yang lebih kuat dan seimbang.
Sebagai bagian dari Cathay FHC, CUB adalah salah satu dari banyak unit usaha yang menawarkan berbagai layanan keuangan, termasuk asuransi, perbankan, dan manajemen investasi. Dibandingkan dengan bank-bank lain di Taiwan, CUB memiliki jangkauan bisnis terluas di negara-negara ASEAN, dengan layanan finansial yang tersedia di 232 lokasi bisnis di berbagai negara. Selain itu, CUB juga menjadi penyedia jasa lintaswilayah terbaik dengan menyediakan layanan pembukaan rekening di kantor cabang mereka, memungkinkan pelanggan korporat untuk mengakses layanan cash management di luar negeri melalui satu rekening perbankan daring.
Sebagai bank pertama di Taiwan yang menandatangani "Equator Principles", CUB telah menyalurkan kredit berkelanjutan hampir mencapai US$ 2 miliar pada tahun 2023. Perusahaan akan terus mencari mitra dalam transisi menuju pembangunan berkelanjutan dan berupaya meluncurkan sarana transisi yang ramah lingkungan serta menyalurkan pendanaan berkelanjutan. CUB juga telah berhasil merambah pasar green finance di Asia Tenggara dan menandatangani kontrak kredit keberlanjutan pertama di Filipina.
Dengan melanjutkan pengembangan pasar luar negeri dan menawarkan layanan berkelanjutan, CUB bertujuan menjadi pilar finansial yang kuat bagi perusahaan yang ingin mencapai keberlanjutan usaha.
Bprnews.id - Pekan ini, Rangkaian Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dari bank-bank milik negara, yang tergabung dalam Himbara, telah selesai dilaksanakan. Dalam rapat tersebut, diumumkan bahwa dividen senilai Rp 92,19 triliun akan dibagikan kepada para pemegang saham. Hasil ini menjadi kabar baik bagi pemegang saham, terutama pemerintah sebagai pemegang saham pengendali, yang akan menerima sebagian besar dividen.
Pemerintah sebagai pemegang saham pengendali di Himbara akan menerima sekitar Rp 49,59 triliun dari total dividen, mengalami peningkatan signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya sekitar Rp 40,75 triliun. Sementara itu, sisanya sebesar Rp 42,6 triliun akan dibagikan kepada pemegang saham publik.
Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) berkontribusi paling besar dalam total dividen yang mencapai Rp 48,1 triliun, sejalan dengan laba tertinggi yang berhasil mereka raih sebesar Rp 60,4 triliun. Namun, meskipun BRI telah mencatatkan kinerja keuangan yang mengesankan, rasio dividen mereka mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, turun dari 85% menjadi 80%. Meski begitu, Direktur Utama BRI, Sunarso, berkomitmen untuk menjaga rasio dividen sekitar 80% setidaknya dalam lima tahun ke depan, dengan mempertimbangkan kekuatan permodalan yang dimiliki oleh bank.
Sementara itu, Bank Mandiri Tbk dan BNI juga mengumumkan pembagian dividen masing-masing sebesar Rp 33,03 triliun dan Rp 10,45 triliun. Bank Mandiri membagikan 60% dari total laba mereka, sedangkan BNI meningkatkan rasio dividen mereka dari 40% menjadi 50%. Namun, belum ada keputusan apakah BNI akan terus meningkatkan rasio dividen di tahun-tahun mendatang.
Di sisi lain, Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) membagikan dividen senilai Rp 700,19 miliar, meskipun jumlah ini lebih rendah dibandingkan dengan bank-bank lain dalam Himbara. Direktur Utama BTN, Nixon L.P. Napitupulu, menyatakan rencana untuk meningkatkan rasio dividen menjadi 25% di tahun mendatang, tetapi hal ini akan tetap mempertimbangkan kinerja keuangan bank.
Selain pembagian dividen, kinerja keuangan yang kuat juga membuat saham-saham Himbara menjadi menarik bagi investor. Rasio Net Interest Margin (NIM) yang tinggi menunjukkan profitabilitas yang baik, dengan beberapa bank mencatatkan NIM di atas bank-bank di kawasan regional. Ini menjadi faktor tambahan yang membuat saham-saham Himbara layak dikoleksi, menurut Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas. Target harga saham untuk BBRI, Mandiri, BNI, dan BTN pun telah ditetapkan dengan optimis, mencerminkan kepercayaan pasar terhadap performa mereka di masa mendatang.
BPRNews.id - Obsession Media Group (OMG) kembali meraih perhatian dengan penyelenggaraan UMKM Summit Awards 2024 yang diselenggarakan untuk ketiga kalinya.
Acara bergengsi ini dirancang untuk memberikan dukungan kepada UMKM binaan serta memberikan kesempatan bagi pelaku UMKM untuk berkolaborasi dengan pemerintah dan sektor swasta guna menciptakan ekonomi yang berkelanjutan.
Menurut CEO Obsession Media Group, Nurbaiti Hisyam, tantangan utama yang dihadapi UMKM saat ini adalah integrasi dengan teknologi digital. "UMKM Summit Awards 2024 dirancang untuk memperkuat semangat UMKM Go Digital, Go Global, Go Green bersama dengan semua pelaku UMKM dan mitra," ungkap Nurbaiti.
Nurbaiti juga menyoroti kontribusi besar UMKM terhadap perekonomian Indonesia, yang mencapai 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) serta menciptakan lapangan kerja sebesar 97%. Dengan demikian, keberadaan UMKM sangat penting dalam menggerakkan roda ekonomi negara.
"Dalam UMKM Summit Awards 2024, kami memberikan kesempatan kepada UMKM untuk berkolaborasi dengan pemerintah dan swasta, serta mitra UMKM, guna mencapai tujuan utama acara ini, yaitu membangun ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif bagi UMKM di seluruh Indonesia," tambahnya.
Rangkaian acara UMKM Summit Awards 2024 mengusung tema "UMKM Sebagai Motor Penggerak Perekonomian Nasional". Penentuan pemenang dalam setiap kategori akan dilakukan oleh Obsession Media Group Chief Editor Club bekerja sama dengan Indonesia Research and Survey.
Dengan adanya gelaran ini, diharapkan UMKM di Indonesia semakin mampu bersaing dan berkembang dalam era ekonomi digital, serta menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pertumbuhan ekonomi nasional.
BPRNews.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani baru-baru ini mengungkapkan bahwa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat besar dalam menciptakan lapangan kerja di Indonesia.
Dalam acara BRI Microfinance Outlook 2024 pada Kamis (7/3), Sri Mulyani menyatakan bahwa UMKM berkontribusi sebanyak 97 persen terhadap penciptaan lapangan kerja di negara ini. Hal ini menempatkan Indonesia di atas banyak negara lain dalam hal kontribusi UMKM terhadap lapangan kerja.
"97 persen penciptaan lapangan kerja di Indonesia dilakukan oleh UMKM, ini relatif sangat tinggi dibandingkan banyak negara lain. Ini juga menunjukkan bahwa mungkin dominasi dari penciptaan kesempatan kerja oleh UMKM tidak selalu berasal dari sektor formal," ujar Sri Mulyani.
Selain berperan dalam penciptaan lapangan kerja, UMKM juga memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, yakni sebesar 61 persen.
Namun, meskipun jumlah UMKM mencapai 64 juta di Indonesia, hanya 20 persen dari mereka yang dapat mengakses pembiayaan dari lembaga perbankan.
Menurut Sri Mulyani, ada sekitar 29 juta UMKM yang belum mendapatkan akses pembiayaan, yang akhirnya terpaksa bergantung pada rentenir untuk mendapatkan dana. Hal ini menjadi salah satu kendala utama yang menghambat kemajuan UMKM di Indonesia.
"Saya harap Pak Narso (Dirut BRI Sunarso) melalui BRILink agent ini dapat menebus dan menjangkau 29 juta orang yang masih belum mendapatkan akses pembiayaan," tambahnya.
Meskipun demikian, pemerintah tidak tinggal diam. Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah terus memberikan subsidi untuk membantu UMKM mendapatkan akses pembiayaan.
Salah satu contohnya adalah subsidi Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tersedia di semua Bank Himbara. Subsidi ini akan membayar selisih bunga sehingga UMKM hanya perlu membayar bunga sebesar 3 persen.
"Kita juga memiliki KUR yang meskipun di depan nasabah adalah bank, namun subsidinya dibayar oleh APBN. Anggarannya Rp47 triliun di 2024 untuk meng-cover 280 triliun plafon kredit usaha rakyat yang akan disalurkan lebih dari 44,8 juta debitur," ungkap Sri Mulyani.
Dengan upaya-upaya ini, diharapkan UMKM di Indonesia dapat lebih mudah mengakses pembiayaan, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi dalam negeri.