Bprnews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa kinerja Bank Perekonomian Rakyat (BPR) di Sumatra Barat menunjukkan pertumbuhan yang positif, meskipun rasio kredit macet masih berada di atas batas yang diatur oleh regulator.
Guntar Kumala, Plt Kepala OJK Sumbar, mengungkapkan bahwa kinerja BPR di daerah tersebut menunjukkan peningkatan yang baik. Aset BPR tumbuh sebesar 6,25 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
"Pertumbuhan BPR di Sumatera Barat terus meningkat. Aset tumbuh sebesar 6,25 persen (yoy) menjadi Rp2,54 triliun, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 3,53 persen (yoy) menjadi Rp1,91 triliun, dan penyaluran Kredit/Pembiayaan meningkat 10,69 persen (yoy) menjadi Rp1,93 triliun," ujarnya.
Meskipun terjadi peningkatan dalam penyaluran kredit, sektor yang mendominasi adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), mencapai 70,21 persen dari total penyaluran kredit.
Namun, risiko kredit tetap menjadi tantangan dengan rasio Non Performing Loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF) sebesar 7,88 persen, melebihi batas yang dianggap aman oleh regulator sebesar 5 persen.
Begitu juga dengan rasio intermediasi seperti Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) yang mencapai 101,38 persen.
Kinerja industri perbankan secara keseluruhan, termasuk Bank Umum dan BPR, di Sumatera Barat juga menunjukkan pertumbuhan positif. Aset perbankan tumbuh sebesar 5,62 persen (yoy) menjadi Rp79,92 triliun dan penyaluran kredit meningkat 7,49 persen (yoy) menjadi Rp69,54 triliun pada November 2023.
Meskipun begitu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) masih mengalami kontraksi sebesar 1,62 persen (yoy) menjadi Rp54,24 triliun. Risiko kredit masih terjaga dengan rasio NPL sebesar 2,08 persen, dan rasio LDR mencapai 128,20 persen.
Bprbews.id - PT BPR Bank Rembang (Perseroda) berkomitmen untuk meningkatkan literasi keuangan di kalangan anak-anak dengan menggelar kegiatan sosialisasi dan edukasi keuangan. Kegiatan ini berlangsung di SD N 2 Sendang Agung, Kecamatan Kaliori, dan melibatkan siswa-siswi sebagai peserta.
Direktur Utama PT BPR Bank Rembang, Ahmad Nawawi, menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang nilai uang, jenis-jenis uang, dan kegiatan di sektor keuangan. Selain itu, edukasi juga dilakukan untuk memberikan informasi tentang keamanan menabung di PT BPR Bank Rembang.
"Kami ingin membentuk karakter anak-anak dalam mengatur keuangan sejak dini. Mereka diajarkan cara menyisihkan sebagian uangnya untuk kebutuhan masa depan, baik itu kebutuhan sesaat maupun kebutuhan jangka panjang," ucap Ahmad Nawawi.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Seksi Bagian Dana, Novan Ardy Pratama, memberikan materi yang mencakup pengenalan PT BPR Bank Rembang, penjelasan mengenai jenis produk tabungan dan kredit yang ada, serta edukasi tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan keunggulan PT BPR Bank Rembang.
"Kami memberikan pemahaman kepada siswa dan guru seputar tabungan, sekaligus memberikan doorprize untuk menambah antusiasme. Harapannya, dengan edukasi ini, anak-anak dapat mengatur keuangan mereka dan mengembangkan kebiasaan menabung," jelas Novan Ardy Pratama.
Kegiatan ini ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan dari PT BPR Bank Rembang kepada Kepala SD N 2 Sendang Agung sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi dalam kegiatan edukasi keuangan. PT BPR Bank Rembang berharap bahwa melalui edukasi ini, anak-anak dapat memahami pentingnya mengelola keuangan, tidak boros, dan memulai kebiasaan menabung untuk masa depan mereka.
Bprnews.id - Pertarungan sengit antarbank dalam merebut dana simpanan nasabah memicu penurunan suku bunga kredit dan peningkatan suku bunga simpanan. Bank Indonesia (BI) mencatat, pada Desember 2023, suku bunga kredit mengalami penurunan menjadi 9,25%, sementara suku bunga simpanan berjangka mengalami kenaikan pada tenor 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan, masing-masing mencapai 4,71%; 5,26%; 5,52%; dan 5,74%.
Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan pertumbuhan kredit perbankan mencapai 9,74% atau Rp6.966 triliun per November 2023, melampaui target BI.
Namun, Net Interest Margin (NIM) perbankan menurun menjadi 4,83% pada November 2023, turun dari 4,85% pada bulan sebelumnya.
Sebelum pandemi COVID-19, NIM perbankan pada 2019 berada pada level 4,19%, sedangkan tahun sebelumnya berada di atas 5%.
Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan, menyatakan bahwa meskipun biaya dana industri masih tinggi, suku bunga kredit tidak mengalami penurunan.
"Tetapi tidak mungkin sustainable dengan terus menggerus NIM, karena selain biaya, ada CKPN yang harus dihitung sehubungan dengan kredit," ujarnya.
Peningkatan suku bunga deposito seiring pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan yang melambat menjadi penyebab perubahan dinamika ini. DPK yang hanya tumbuh 3,8% secara tahunan (YoY) pada Desember 2023 menjadi Rp 8.234,2 triliun.
Giro, sebagai komponen DPK yang paling banyak mengalami kontraksi pada penghujung tahun, hanya tumbuh 3,9% YoY pada Desember 2023, dibandingkan dengan pertumbuhan 13% YoY pada awal semester II/2023.
Senior Faculty LPPI, Moch Amin Nurdin, menyatakan bahwa suku bunga tinggi diperkirakan akan bertahan lama karena faktor inflasi dari kondisi global yang dipengaruhi oleh faktor geopolitik.
Dalam menghadapi situasi ini, bank diharapkan dapat menjaga cost of fund (CoF) dan cost of borrowing untuk menjaga NIM mereka.
Bank kemudian mulai menurunkan suku bunga kredit sebagai strategi untuk tetap beroperasi secara efisien. Amin menyarankan agar bank mempertimbangkan bermain di money market atau instrumen lain yang memberikan keuntungan dalam waktu singkat namun memiliki ketahanan yang tinggi dan risiko minim.
"Sementara itu, bank seharusnya menyeimbangkan suku bunga yang secara umum turun, tetapi di satu sisi, bank harus melihat prospek kredit yang memberikan yield tinggi," tambahnya.
Amin mengakui bahwa hingga saat ini belum ada bank yang mempertimbangkan untuk meningkatkan tingkat suku bunga, mengingat persaingan yang ketat dan ketidakpastian situasi saat tahun politik.
"Kalau bank tiba-tiba menaikkan suku bunga, bisa-bisa mereka lari ke pesaing yang bisa menawarkan suku bunga yang lebih rendah," jelasnya.
Bprnews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan pertumbuhan aset industri pembiayaan atau multifinance akan terus berlanjut dalam rentang pertumbuhan double digit hingga triwulan pertama tahun 2024.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, dan Lembaga Keuangan Lainnya OJK, Agusman, menyampaikan proyeksi ini sebagai respons terhadap pertanyaan tertulis.
"Pada triwulan I tahun 2024, total aset industri pembiayaan diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan di kisaran 10,00% s.d. 11,00% YoY," ungkap Agusman.
Berdasarkan data terakhir hingga November 2023, total aset industri pembiayaan mencapai Rp545,23 triliun, tumbuh sebesar 14% secara year on year (yoy).
Proyeksi OJK menunjukkan bahwa pada Desember 2023, total aset multifinance diperkirakan akan tumbuh dalam kisaran 14,50% hingga 15,00%, mencapai Rp627,01 triliun.
"Selanjutnya, berdasarkan rencana bisnis tahun 2024, kinerja industri pembiayaan diperkirakan akan terus meningkat dan mengalami pertumbuhan aset di kisaran 13,00% s.d. 16,00% YoY pada Desember 2024," tambah Agusman.
Sektor yang akan menjadi pendorong utama pertumbuhan multifinance adalah Perdagangan Besar Dan Eceran; Reparasi Dan Perawatan Mobil Dan Sepeda Motor, diikuti oleh sektor Pertambangan Dan Penggalian.
"Kinerja yang cukup baik dari sektor-sektor tersebut selama tahun 2023 diproyeksikan masih akan mendominasi pertumbuhan di tahun 2024," jelasnya.
Bprnews.id - PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang menyetujui perubahan susunan direksi dan komisaris perusahaan. Dalam keputusan tersebut, Seng Hyup Shin ditunjuk sebagai Wakil Komisaris Utama, sementara Im Jang Hyuk diangkat sebagai Direktur Bank KB Bukopin.
Perubahan susunan pengurus perusahaan ini akan efektif setelah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), termasuk melalui Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test), serta mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tom (Woo Yeul) Lee, Direktur Utama Bank KB Bukopin, menyatakan bahwa perubahan ini merupakan komitmen pemegang saham untuk mendorong pertumbuhan kinerja perusahaan di tengah dinamika industri perbankan yang terus berkembang.
Ia meyakini bahwa penyegaran ini akan memberikan semangat baru bagi Bank KB Bukopin untuk menjadi bank terpercaya dan dicintai oleh nasabah dan masyarakat Indonesia.
Sebelumnya, Seng Hyup Shin menjabat sebagai Direktur Keuangan Bank KB Bukopin, sementara Im Jang Hyuk memiliki pengalaman sebagai Director KB Securities Co., Ltd. Tom menambahkan bahwa perubahan ini akan memperkuat harmonisasi dan kolaborasi di perusahaan, serta diharapkan dapat mengeksplorasi berbagai target bisnis Bank KB Bukopin.
"Kami optimis komisaris dan direktur yang baru akan mampu membantu memperkuat berbagai program bisnis Bank KB Bukopin di masa depan, sekaligus melaksanakan fungsi pengawasan dan memberikan rekomendasi untuk kemajuan Perseroan," ujar Tom.
Berdasarkan keputusan RUPSLB Tahun 2024, berikut susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi bank KB Bukopin:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama - Jerry Marmen
Wakil Komisaris Utama - Seng Hyup Shin*
Komisaris - Nanang Supriyatno
Komisaris Independen - Tippy Joesoef
Komisaris Independen - Hae Wang Lee
Komisaris Independen - Stephen Liestyo
Komisaris Independen - Sukriansyah S. Latief
Komisaris Independen - Eugene K. Galbraith
Direksi
Direktur Utama - Woo Yeul Lee
Wakil Direktur Utama - Robby Mondong
Direktur - Helmi Fahrudin
Direktur - Dodi Widjajanto
Direktur - Yohanes Suhardi
Direktur - Henry Sawali
Direktur - Young Eun Moon*
Direktur - Jung Ho Han
Direktur - Im Jang Hyuk*