BPRNews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Papua melaporkan bahwa kondisi industri keuangan di Papua pada Triwulan II tahun 2024 terpantau stabil dan menunjukkan tren positif. Kepala OJK Papua, Muhammad Ikhsan Hutahaean, mengatakan bahwa secara nasional kondisi perekonomian masih positif dan stabil, dengan tingkat inflasi yang terkendali. Di Papua, perekonomian regional pada triwulan II tercatat tumbuh sebesar 4,37 persen.
“Perkembangan ini juga didukung oleh beberapa sektor, termasuk sub sektor industri keuangan,” kata Ikhsan pada 6 Agustus 2024. Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan industri keuangan di Papua dapat dilihat dari peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 7,45 persen, meskipun masih di bawah target nasional yang sebesar 9-11 persen.
“Mengingat masih di triwulan II, mudah-mudahan nantinya di akhir tahun kredit di Papua dapat memenuhi target nasional. DPK juga mengalami peningkatan meskipun pertumbuhannya sedikit, yaitu 25,9 persen, masih di bawah target nasional 6,8 persen,” ujarnya.
Ikhsan juga menyebut bahwa sektor Industri Keuangan Non Bank (IKNB) di Papua hampir seluruhnya menunjukkan pertumbuhan yang positif.
Sementara itu, Kepala Bagian Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Papua, Yosua Rinaldy, menjelaskan bahwa untuk sektor perbankan, khususnya bank umum, dana pihak ketiga pada Mei 2024 tercatat sebesar Rp 51,1 triliun. Namun, pertumbuhannya masih di bawah rata-rata nasional yang sebesar 8,63 persen, dengan Papua mencatat pertumbuhan sebesar 2,59 persen. Kredit yang disalurkan bank umum pada posisi Mei 2024 mencapai Rp 39,3 triliun, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 7,45 persen.
Yosua berharap pertumbuhan kredit sebesar 7,45 persen ini dapat mendukung upaya lembaga jasa keuangan di bank umum untuk mendorong perekonomian di tanah Papua. “Untuk aset tercatat 94,8 triliun rupiah di posisi Mei 2024, sedangkan NPL masih terjaga di 3,15 persen. Ini menunjukkan bahwa sektor perbankan masih tumbuh kuat,” pungkasnya.
BPRNews.id - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berupaya mencetak calon pemimpin masa depan dalam perbankan syariah melalui program Officer Development Program (ODP). Hingga kini, program tersebut telah meluluskan lebih dari 1.300 pegawai yang kini menduduki berbagai posisi strategis di BSI, termasuk beberapa yang telah mencapai level Vice President.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menyatakan bahwa program ODP merupakan langkah BSI untuk mengumpulkan talenta terbaik di bidang perbankan syariah. "Melalui kegiatan pemilihan best talent ini, kami ingin BSI menjadi bank syariah pilihan bagi para talenta terbaik Indonesia yang akan menjadi pemimpin bank syariah di masa depan," ujarnya.
Hery juga menekankan pentingnya regenerasi dan pemberdayaan sumber daya manusia untuk meningkatkan pangsa pasar BSI. "Tantangan ke depan untuk meningkatkan market share harus didukung oleh sumber daya manusia yang produktif dan kapabel. Kita harus terus berupaya meningkatkan produktivitas dari waktu ke waktu," tegasnya.
Dalam program ODP, peserta akan dibekali dengan berbagai kompetensi, termasuk kepemimpinan, etika perbankan, sertifikasi profesi, dan pengalaman langsung di lapangan. Setelah menyelesaikan program ini, mereka diharapkan menjadi pemimpin yang berpengetahuan luas, berintegritas, dan mampu membawa BSI menjadi bank syariah terbaik di industri.
Pada tahun 2023, BSI baru saja meluluskan 151 peserta ODP angkatan ke-3. Selanjutnya, pada September 2024, BSI berencana merekrut 210 peserta ODP baru dari berbagai universitas terkemuka di Indonesia. Melalui program ini, BSI tidak hanya menciptakan lapangan kerja baru tetapi juga berkontribusi dalam pengembangan sumber daya manusia di sektor perbankan syariah.
BPRNews.id - Nobu Bank, sebagai Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa, telah memperluas penggunaan QRIS untuk mendukung literasi digital bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta masyarakat umum. Sejak diluncurkan oleh Bank Indonesia pada tahun 2019, QRIS telah diterima secara luas sebagai metode pembayaran yang aman dan nyaman.
Steve Marciano Joe, Chief Operating Officer Nobu Bank, menjelaskan, "Kami melihat bahwa kemampuan QRIS hadir di berbagai kanal telah mendorong kami untuk melakukan berbagai terobosan, khususnya dalam membangun interlink dengan institusi non-bank, yaitu para mitra kami di berbagai sektor. Hal ini sekaligus memperluas literasi digital bagi masyarakat dan mitra UMKM."
Contohnya, di sektor perdagangan, QRIS Nobu Bank tersedia di warung-warung Mitra Bukalapak, memungkinkan pelanggan untuk melakukan pembayaran dengan mudah dan membantu pemilik warung dalam mengelola dana yang langsung masuk ke rekening bank mereka. "QRIS tidak hanya memudahkan pelanggan warung saat membayar, namun juga pemilik warung karena kemudahan pengelolaan dana yang diterima langsung di rekening bank miliknya," tambah Steve.
Selain itu, Nobu Bank juga telah memperluas penggunaan QRIS ke sektor laundry swalayan melalui kolaborasi dengan aplikasi Smartlink, yang memudahkan pelanggan untuk melakukan pembayaran. Di sektor transportasi, QRIS Nobu Bank dapat digunakan untuk membayar tiket bus di Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD), serta di halte dan stasiun untuk mengisi ulang uang elektronik.
"Pada sektor food & beverage, para pecinta kopi di gedung-gedung perkantoran juga dengan mudah akan menjumpai QRIS Nobu Bank saat membeli kopi di mesin kopi pintar milik Jumpstart yang kini tersebar di lebih dari 3.000 lokasi di Indonesia," ujar Steve.
Ia menegaskan bahwa Nobu Bank berkomitmen untuk terus mengembangkan QRIS dan menghadirkan berbagai inovasi melalui kerja sama dengan berbagai mitra dan sektor usaha, khususnya untuk mendukung pelaku UMKM.
BPRNews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mencabut izin usaha 14 bank di Indonesia sejak awal tahun 2024 karena masalah keuangan yang serius.
"Pada tahun 2024, terdapat 14 bank di Indonesia yang mengalami kegagalan dan akhirnya dicabut izin usahanya. Sebagian besar bank tersebut adalah Bank Perekonomian Rakyat (BPR)," ujar Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK.
Jumlah bank yang bangkrut tahun ini mengalami peningkatan tiga kali lipat dibandingkan dengan tahun 2023, di mana hanya empat bank yang mengalami kebangkrutan di Indonesia.
Secara umum, tujuh hingga delapan bank mengalami kegagalan setiap tahunnya di Indonesia akibat kesalahan dalam pengelolaan. Sejak tahun 2005, total terdapat 136 bank yang bangkrut hingga saat ini.
Hampir semua bank yang mengalami kebangkrutan adalah BPR. Berikut adalah daftar bank yang dinyatakan bangkrut hingga Juli 2024:
BPRNews.id - PT Bank Perekonomian Rakyat (BPR) Anekadana Sejahtera, yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur, akan segera menerima investor baru. Pada hari Senin, 5 Agustus 2024, manajemen Anekadana Sejahtera mengumumkan bahwa pemegang saham lama akan melepaskan sebagian besar saham mereka. Hal ini akan menyebabkan perubahan dalam kepemilikan perusahaan. "Pengambilalihan akan dilakukan oleh seorang individu bernama Atan, yang akan menjadi pemegang saham pengendali baru," demikian tertulis dalam pengumuman tersebut.
Sebelumnya, BPR Anekadana dimiliki oleh Herman Lukiyanto Andy, Angdi, dan Lokman Soejono Angdy, dengan kepemilikan saham masing-masing sebesar 88,98% dan 11,01%.
Setelah akuisisi selesai, struktur kepemilikan baru di BPR Anekadana akan terdiri dari Atan yang menguasai 80% saham dan Herman Lukiyanto Andy dengan 20% saham. Namun, perusahaan tidak merinci nilai transaksi dari pengambilalihan 80% saham tersebut. Dikatakan bahwa proses akuisisi ini diperkirakan akan selesai pada November 2024.