Standard Post with Image
BPR

Riyono Usulkan Pembentukan BPR Syariah oleh Pemprov Jateng

bprnews.id - Dengan adanya Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 7 Tahun 2024, perbankan daerah kini memiliki peluang untuk melakukan konsolidasi demi memperkuat industri perbankan lokal. Implementasi dari amanat UU P2SK dan POJK ini diharapkan sudah dapat terlaksana paling lambat pada April 2027.

“Filosofi POJK ini adalah memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat yang menempatkan dananya di bank, sekaligus mengurangi risiko terjadinya kasus kecurangan (fraud) yang kini sering terjadi,” ujar Riyono, Anggota Komisi C DPRD Jawa Tengah. Saat ini, perbankan di Jawa Tengah, khususnya yang dimiliki oleh Pemprov Jateng, meliputi Unit Usaha Syariah (UUS) yang ada di Bank Jateng dengan aset sebesar 89 triliun, serta BPR BKK Jateng dengan aset 1 triliun dan BPR BKK di seluruh Jawa Tengah dengan total aset 12 triliun.

“Kesehatan Bank Jateng cukup baik, dengan setoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai 300 hingga 500 miliar setiap tahunnya. Namun, unit syariahnya belum melakukan pemisahan (spin-off) untuk bisa berkembang lebih besar. Dengan adanya POJK 7 ini, ada peluang untuk melakukan spin-off dan membentuk Bank Umum Syariah,” lanjut Riyono. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, menyebutkan bahwa pangsa aset perbankan syariah di Jawa Tengah pada tahun 2023 mengalami peningkatan sekitar 10,65% dibanding tahun sebelumnya.

“Kredit syariah di Jawa Tengah juga tumbuh sebesar 13,60% (year-on-year) pada triwulan II 2023,” kata Rahmat. Menurut Riyono, data dari Bank Indonesia ini memberikan optimisme bagi Pemerintah Provinsi Jateng untuk membentuk Bank Umum Syariah atau BPR Syariah, yang berpotensi menjadi BPR Syariah terbesar di Indonesia melalui konsolidasi BPR BKK se-Jateng dengan total aset mencapai 12 triliun.

Standard Post with Image
BPR

BPR NBP 11 Cicurug Berikan Hadiah 2 Mobil dan 6 Motor kepada Nasabah yang Beruntung

bprnews.id - Melalui Program Gebyar Tabungan Pundi Periode XVI Tahap ke-31, PT. BPR Nusantara Bona Pasogit 11 (BPR NBP 11) membagikan hadiah kepada nasabah setia mereka. Hadiah yang diberikan antara lain berupa 1 unit mobil Toyota Avanza, 1 unit mobil Daihatsu Xenia, dan 6 unit sepeda motor Yamaha Mio kepada para penabung Pundi di BPR NBP 11.

Acara penyerahan hadiah ini merupakan kelanjutan dari pengundian tabungan pundi yang diadakan di Siborong-borong, Sumatera Utara, dan disiarkan langsung melalui live streaming. Pada kesempatan ini, BPR NBP Group juga memberikan hadiah utama berupa mobil Avanza, 5 hadiah favorit berupa Daihatsu Xenia, 1 unit Daihatsu Ayla, serta 94 hadiah kejutan berupa motor Yamaha Mio untuk para nasabah setia.

Direktur Utama PT. BPR NBP 11, Yulius Tri Haryanto, menyambut baik acara ini. Ia menegaskan bahwa ini merupakan komitmen dari BPR NBP Group untuk terus memberikan penghargaan kepada nasabah melalui program tabungan berhadiah yang telah berlangsung selama 16 tahun, bahkan tetap diadakan secara rutin setiap 6 bulan sekali meskipun di tengah pandemi COVID-19.

“Tabungan Pundi ini merupakan Tabungan Bersama yang didukung oleh 28 BPR NBP Group. BPR NBP 11 sendiri adalah nasabah penabung terbesar kedua di NBP Group, yang berarti sering mendapatkan hadiah. Jadi, tidak perlu khawatir dan ragu untuk terus meningkatkan saldo tabungan di periode selanjutnya, karena beberapa nasabah sudah mendapatkan hadiah di periode sebelumnya dan saat ini mendapatkan hadiah lagi,” ujar Yulius.

Penyerahan hadiah di BPR NBP 11 dilakukan secara simbolis kepada enam pemenang yang diundang ke Kantor Pusat BPR NBP 11. Di antara mereka adalah Elis dari Kantor Pusat yang mendapatkan mobil Toyota Avanza, Milah dari Pasar Cigombong dengan hadiah mobil Daihatsu Xenia, dan beberapa pemenang lainnya yang mendapatkan motor Yamaha Mio seperti Lia Yuliawati, M Daden Pendi, Dadun, dan Rani Utika. 

Selain itu, penyerahan hadiah juga dilaksanakan di wilayah Sukabumi dan Cipanas, Cianjur. Di Pasar Pelita Sukabumi, Ipat Patimah yang beruntung mendapatkan motor Yamaha Mio, sedangkan di Pasar GSP Cipanas, Cianjur, Asep Subagja juga mendapatkan motor Yamaha Mio.

“Selamat kepada para pemenang hadiah tabungan pundi periode XVI Tahap ke-31. Kami berharap hadiah ini dapat dimanfaatkan untuk keperluan transportasi usaha sehingga pendapatan bisa meningkat dan lebih banyak menabung di BPR NBP 11. Menabung sangat penting untuk kebutuhan keluarga, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang. Besar kecilnya penghasilan tidak menjadi halangan untuk menabung demi masa depan keluarga yang sejahtera,” tambah Yulius.

Yulius juga menyampaikan bahwa pengundian kali ini berbeda, karena selain nasabah penabung, kali ini juga dilakukan pengundian hadiah untuk nasabah kredit. Pengundian kredit berhadiah ini ditujukan untuk nasabah BPR yang pembayaran kreditnya lancar, tanpa tunggakan, dan dilakukan secara mandiri baik di kantor BPR terdekat maupun melalui transfer.

Hadiah untuk nasabah kredit mencakup 1 unit Yamaha Nmax, logam mulia seberat 5 gram, dan voucher belanja. Merti Apriyanti dan Tibyani adalah dua nasabah yang beruntung mendapatkan voucher belanja senilai Rp200 ribu pada pengundian kali ini.

Yulius menekankan bahwa kehadiran BPR NBP 11 di Sukabumi dan Cianjur bertujuan untuk mendukung perekonomian daerah dengan tidak hanya menawarkan produk tabungan tetapi juga membantu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mendapatkan modal usaha melalui kredit.

Salah satu pemenang hadiah mobil, Elis, menyatakan kebahagiaannya: “Saya nasabah penabung tabungan pundi di BPR NBP 11, saya sudah menabung 16 tahun dan Alhamdulillah hari ini saya dapat hadiah mobil. Sebelumnya saya sudah mendapatkan 2 motor Yamaha Mio. Terima kasih BPR NBP 11, semoga ke depannya semakin jaya, semakin maju, dan saya bisa mendapatkan mobil lagi,” katanya dengan penuh kebahagiaan.

Pemenang lainnya juga mengungkapkan rasa syukur dan kegembiraan mereka, dan menyatakan akan terus menabung lebih banyak lagi di BPR NBP 11

Standard Post with Image
bank umum

Ramai ramai Bank Tutup Kantor Cabang, BCA Malah Nambah, Ini Alasannya

BPRNews.id  -  Berdasarkan Statistik Perbankan yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah kantor bank umum di Indonesia semakin menurun, terutama akibat meningkatnya penggunaan transaksi digital dalam layanan perbankan. Per Juni 2024, jumlah kantor bank umum tercatat sebanyak 24.170 unit, yang mengalami penurunan signifikan dari tahun 2021 yang berjumlah 32.366 unit. Selama periode 2021 hingga Juni 2024, sebanyak 8.196 kantor cabang bank telah ditutup.

Namun, PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) menyatakan bahwa mereka tidak pernah menutup kantor cabangnya di seluruh Indonesia. Direktur BCA, Vera Eve Lim, menegaskan, "BCA tidak pernah tutup cabang," dalam acara Pubex Live 2024 pada Rabu, 28 Agustus 2024. 

Vera menjelaskan bahwa meskipun banyak bank lain yang menutup cabang, BCA justru menambah kantor cabangnya setiap tahun. "Jadi malahan kita tambah cabang setiap tahun, rata-rata 15-20 lokasi, bisa cabang pembantu, bisa cabang utama," jelas Vera. 

 

Ia menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah mendorong BCA untuk terus meningkatkan jumlah kantor cabangnya, meskipun 99,6 persen dari total transaksi di BCA saat ini dilakukan secara digital. "Karena pertumbuhan ekonomi di daerah juga berkembang, jadi dalam hal ini malah kita nambah cabang," ungkapnya.

Vera juga menekankan bahwa beberapa transaksi nasabah, seperti setoran tunai dalam jumlah besar, pengajuan kredit, serta kebutuhan valuta asing dan wealth management, masih memerlukan pelayanan di kantor cabang. "Mungkin semuanya tidak bisa dilakukan secara digital," ujarnya, menambahkan bahwa kantor cabang tetap memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan nasabah.

Dengan optimisme, Vera menyatakan bahwa layanan bank melalui kantor cabang masih akan terus diperlukan meskipun transaksi digital semakin mendominasi. "Pelayanan di cabang selalu saya lihat ke depannya, selalu ada position-nya sehingga kami tidak melihat cabang itu perannya akan berkurang dengan adanya digital," pungkasnya.

Standard Post with Image
bank umum

BTN Pastikan Akuisisi Bank Umum Syariah Rampung Tahun Ini

BPRNews.id  -  PT Bank Tabungan Negara (BTN) sedang menjajaki akuisisi sebuah Bank Umum Syariah (BUS) potensial yang akan digabungkan dengan BTN Syariah. Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menyatakan bahwa proses uji tuntas (due diligence) sedang berlangsung, namun ia enggan mengungkapkan nama bank tersebut. 

"Banknya apa, saya masih harus merahasiakan, karena akan berurusan dengan otoritas jasa keuangan dan pasar modal terkait keterbukaan informasi. Katakan saja namanya bank X. Jadi bank X ini sedang kami dekati, dan salah satunya yang sedang dibahas adalah mengenai valuasi," ujar Nixon dalam konferensi pers Public Expose Live, Selasa (27/8).

Meskipun menolak untuk menyebutkan nama bank tersebut, Nixon mengungkapkan bahwa proses due diligence berjalan lancar dan lebih sederhana dari yang diharapkan. "Yang ketiga, size (ukuran banknya) relatif tidak terlalu besar," tambah Nixon. Ia juga menjelaskan bahwa BTN saat ini sedang bernegosiasi secara intensif mengenai valuasi BUS tersebut dengan Kementerian BUMN sebagai pemegang saham BTN serta pemegang saham BUS yang akan diakuisisi.

Standard Post with Image
bank umum

Penyaluran kredit bank umum di Jambi per Juni capai Rp52,45 triliun

BPRNews.id  -  Penyaluran kredit bank umum di Provinsi Jambi hingga Juni 2024 mencapai Rp52,45 triliun, meningkat sebesar 7,50 persen dari tahun sebelumnya. Kepala OJK Provinsi Jambi, Yudha Nugraha Kurata, mengatakan, "Kinerja intermediasi Bank Umum (BU) stabil dan tumbuh, per Juni 2024 kredit tumbuh sebesar 7,50 persen (yoy) menjadi Rp52,45 triliun." Kredit konvensional tumbuh sebesar 6,13 persen menjadi Rp46,71 triliun, sementara pembiayaan syariah meningkat tajam sebesar 20,08 persen, mencapai Rp5,74 triliun.

"Dana pihak ketiga (DPK) juga mengalami peningkatan sebesar 2,42 persen, dengan perbankan konvensional menyumbang Rp40,65 triliun dan perbankan syariah sebesar Rp3,85 triliun," tambah Yudha. Loan to Deposit Ratio (LDR) bank umum di Jambi tercatat sebesar 117,86 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yang sebesar 86,77 persen. 

Meskipun demikian, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL sebesar 1,94 persen, lebih rendah dibandingkan rasio nasional yang mencapai 2,24 persen. "Sebagian besar penyaluran kredit di Jambi digunakan untuk konsumsi, yakni sebesar 42,34 persen, diikuti oleh kredit modal kerja sebesar 30,04 persen dan investasi sebesar 27,62 persen," jelas Yudha.

Menurut Yudha, kredit kepada UMKM mencapai 45,96 persen dari total penyaluran, sementara non-UMKM mencatatkan porsi sebesar 54,04 persen. Secara sektoral, kredit terbesar disalurkan ke sektor bukan lapangan usaha-rumah tangga, termasuk multiguna (28,67 persen), sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan (27,31 persen), serta perdagangan besar dan eceran (16,20 persen)

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News