bank umum


Strategis Bank Syariah Dalam Gencarkan Wholesale, Harus Mampu Mitigasi Risiko

Standard Post with Image

Bprnews.id - Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menekankan peran penting yang dimainkan para wirausahawan ini dan mendorong upaya bersama untuk meningkatkan jumlah wirausaha berbasis syariah atau Muslim.

Dalam diskusi baru-baru ini, Yusuf Wibisono, Pengamat Ekonomi Syariah dari Universitas Indonesia (UI), menekankan perlunya fokus pada kesiapan bank syariah dalam mempersiapkan produk pembiayaan tersebut, khususnya kemampuannya dalam memitigasi dan menyerap risiko. Perspektif yang menarik ini memberikan peluang untuk menggali lebih dalam dunia perbankan syariah di Indonesia dan mendiskusikan tantangan dan potensi baru yang menanti lembaga-lembaga keuangan tersebut.

Yusuf Wibisono, Pengamat Ekonomi Syariah dari Universitas Indonesia (UI), menekankan perlunya fokus pada kesiapan bank syariah dalam mempersiapkan produk pembiayaan tersebut, khususnya kemampuannya dalam memitigasi dan menyerap risiko. Perspektif yang menarik ini memberikan peluang untuk menggali lebih dalam dunia perbankan syariah di Indonesia dan mendiskusikan tantangan dan potensi baru yang menanti lembaga-lembaga keuangan tersebut.

"Kalau Wapres ingin lebih banyak pengusaha menggunakan bank syariah, maka yang lebih urgent adalah kesiapan bank syariah untuk masuk ke segmen wholesale, terutama kemampuan mitigasi dan menyerap risiko kerugian. Hal ini karena pembiayaan korporat melibatkan ukuran pendanaan yang tinggi dan membutuhkan kapasitas penilaian pembiayaan yang lebih kompleks, terkait kelayakan bisnis, risiko usaha, struktur pembiayaan yang sesuai dengan profil usaha debitur, hingga penilaian karakter debitur," terangnya kepada Republika Senin (16/10/2023).

Dalam dunia keuangan, integritas dan transparansi menjadi dua elemen penting yang menopang setiap transaksi dan operasi. Hal ini juga berlaku pada bank syariah, dimana tata kelola pembiayaan menjadi isu krusial yang harus diperhatikan.

"Kapasitas dan moralitas pengelola bank syariah harus benar-benar teruji sehingga pemberian pembiayaan murni didasarkan atas pertimbangan kelayakan bisnis, bukan atas faktor kedekatan atau bahkan karena suap," ujarnya.

Mencermati perjalanan industri perbankan syariah, terlebih dalam memasuki pasar grosir, tentunya tidak bisa lepas dari kisah perjalanan Bank Muamalat. Bank Muamalat menjadi penting karena pernah mengalami insiden kegagalan saat pertama kali melakukan ekspansi ke segmen penggunaan grosir yang berakhir pada pelonjakan tinggi pembiayaan macet.

Belajar pada kasus ini, ada beberapa catatan penting yang harus dipahami dan menjadi bahan introspeksi bagi bank syariah lain yang berencana untuk memperluas ke grosir. Membekali diri dengan kapabilitas dan moralitas pengelola bank yang baik sebelum mencoba segmen ini kemudian menjadi satu hal yang tidak bisa dianggap sepele.

"Jika memiliki kapasitas dan kemampuan menyerap risiko, peluang wholesale adalah besar bagi bank syariah, terutama bank syariah dengan modal besar," ucapnya.

Dalam dunia perbankan dan keuangan, pembiayaan syariah telah menjadi alternatif yang semakin populer, khususnya dalam sektor infrastruktur. Salah satu karakteristik unik dari pembiayaan ini adalah mayoritas proyek membutuhkan pembiayaan jangka panjang, sesuai dengan skema-skema syariah seperti ijarah atau murabahah. Namun, tantangan utama yang dihadapi dengan pendekatan ini adalah aktiva bank umumnya bersifat jangka panjang juga, yang membutuhkan manajemen likuiditas yang hati-hati untuk memastikan bahwa tidak ada ketidakcocokan dengan kewajiban bank yang biasanya jangka pendek.

"Secara singkat, jika bank syariah sudah memiliki kesiapan, peluang untuk masuk ke segmen wholesale adalah besar, tanpa harus ada himbauan ke pengusaha," terangnya lagi.

Share this Post:

TERBARU

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News