BPRNews.id - Perbankan Indonesia semakin tertarik untuk membuka kantor cabang di luar negeri (KCBLN) meski situasi ekonomi global tengah diliputi ketidakpastian akibat ketegangan geopolitik dan suku bunga yang tinggi. Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa jumlah KCBLN mengalami penurunan, dari 23 unit pada Desember 2022 menjadi 19 unit setahun kemudian.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) baru-baru ini menunjukkan keseriusannya dalam membuka KCBLN, dengan target utama adalah Timor Leste. Direktur Utama BTN, Nixon L.P. Napitupulu, menyatakan bahwa rencana ini telah dimasukkan dalam revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) pada Juni ini. Namun, BTN akan melangkah dengan hati-hati, mengingat kondisi ekonomi global saat ini. "Kami sedang mencari lokasi yang tepat dan mempertimbangkan perkembangan ekonomi di Timor Leste," ujar Nixon.
Rencana ini merupakan langkah pertama BTN untuk berekspansi ke luar negeri, dan ditujukan untuk mencari pendanaan dalam bentuk valuta asing. "Namun, kami juga harus mempertimbangkan kondisi dalam negeri yang masih dinamis," tambah Nixon.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) juga sedang mempersiapkan pembukaan cabang di Arab Saudi, dengan target penyelesaian pada kuartal II tahun ini. Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menjelaskan bahwa beberapa dokumen sedang direvisi dan saat ini sudah ada di Bank Sentral Arab Saudi. "Kami berharap semuanya bisa selesai tahun ini," katanya.
BSI sebelumnya telah mendukung layanan nasabah di Arab Saudi dengan penerbitan kartu debit, QRIS, dan mesin EDC di berbagai merchant. Namun, untuk saat ini, BSI belum berencana membuka cabang di negara lain. "Kita lihat tahun depan saja," ujar Hery.
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) telah memiliki jaringan Kantor Luar Negeri (KLN) yang cukup luas, dengan tujuh kantor yang tersebar di Singapura, Hongkong, Shanghai, Cayman Island, Dili, Kuala Lumpur, dan London. VP Corporate Communication Bank Mandiri, Ricky Andriano, mengungkapkan bahwa bisnis Jaringan Kantor Luar Negeri menunjukkan pertumbuhan yang agresif dengan pendapatan operasional rata-rata tumbuh dua digit selama lima tahun terakhir.
Meskipun ekonomi global melambat, Ricky melihat potensi bisnis internasional masih besar. Kantor Luar Negeri Bank Mandiri tidak hanya melayani nasabah yang beroperasi di luar negeri tetapi juga berfungsi sebagai penasihat bagi calon investor yang tertarik masuk ke pasar Indonesia. "Kami bisa membantu calon investor menemukan mitra bisnis yang tepat di dalam negeri," katanya.
Bank Mandiri saat ini fokus mengoptimalkan jaringan kantor luar negeri yang ada dan tidak hanya melayani bisnis di negara tempat kantor berada, tetapi juga mengembangkan layanan bisnis ke wilayah terdekat lainnya.
Ricky menambahkan bahwa pengembangan jaringan baru di negara lain tetap dikaji secara bertahap dengan mempertimbangkan potensi bisnis dan keterbukaan regulasi di wilayah tersebut. "Pengembangan ini bisa dilakukan melalui pembukaan cabang, pendirian perusahaan anak, atau akuisisi bank lain," tutup Ricky.