Bprnews.id - Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Barat melaporkan kinerja sektor keuangan hingga Maret 2024 menunjukkan kondisi yang stabil dengan pertumbuhan yang positif, serta risiko yang terjaga.
Menurut Kepala OJK Provinsi Jawa Barat, Imansyah, sektor yang mengalami pertumbuhan adalah perbankan. "Hingga Maret 2024, perbankan mengalami pertumbuhan positif, tercermin dari realisasi kredit Bank Umum sebesar Rp126 triliun atau tumbuh 7,88% (yoy)," jelas Imansyah.
Pertumbuhan kredit tersebut didukung oleh 63 entitas Bank Umum/Bank Umum Syariah dan 252 BPR/BPRS di Jawa Barat, dengan total pembiayaan mencapai Rp598 triliun.
Perlu dicatat bahwa jumlah tersebut setara dengan 8,25% dari total kredit nasional, menempatkannya sebagai yang terbesar kedua setelah Daerah Khusus Jakarta (DKJ).
"Tingkat NPL terjaga di level 3,17%, membaik dari posisi bulan Maret 2023 yang mencapai 3,47% (yoy)," tambah Imansyah.
Kredit perbankan mencapai Rp625 triliun dengan pertumbuhan 9,21% (yoy), sementara pembiayaan Bank Umum Syariah mencapai Rp67,1 triliun, tumbuh 12,52% (yoy), dengan NPF terjaga pada level 2,76%.
Bank Umum yang berpusat di Jawa Barat menunjukkan kinerja pertumbuhan yang positif, dengan pertumbuhan aset sebesar 10,38%, dana pihak ketiga sebesar 13,51%, dan kredit sebesar 7,68%.
"Sementara itu, kinerja BPR dan BPRS tergolong moderat, tercermin dari pertumbuhan aset dan DPK secara berurutan sebesar 6,07% dan 5,94% (yoy)," ujar Imansyah.
Penyaluran kredit/pembiayaan BPR & BPR Syariah mencapai Rp23,11 triliun, dengan NPL gross dan NPF gross sebesar 11,46% dan 7,18%.
Total penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Nasional per Maret 2024 mencapai Rp49,9 triliun, di mana KUR di Jawa Barat mencapai Rp5,3 triliun yang disalurkan kepada 93.836 pelaku usaha.
"Berdasarkan skema pembiayaan KUR, sektor mikro memiliki porsi terbesar, mencapai Rp3,47 triliun atau 64,9% dibandingkan total penyaluran KUR di Jawa Barat," Imansyah menutup laporannya.