BPRNews.id - Bisnis Bank Perekonomian Rakyat (BPR) seringkali tertinggal dalam persaingan dengan bank umum yang memiliki jangkauan yang lebih luas, bahkan sampai ke tingkat kecamatan. Menanggapi tantangan ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen untuk mendorong transformasi BPR agar dapat tumbuh lebih kompetitif di masa mendatang.
Dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan Februari 2024, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyampaikan bahwa BPR diharapkan dapat fokus pada bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Dalam upaya meningkatkan daya saingnya, BPR diminta untuk tidak bersaing secara langsung dengan bank-bank besar dalam pembiayaan korporasi dan sejenisnya," ujarnya.
Menurut Dian, segmen UMKM memiliki potensi yang luas, termasuk segmen yang belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh bank-bank besar. "Bahkan bank-bank besar seperti BRI pun memiliki keterbatasan dalam menjangkau segmen UMKM karena skalanya yang mungkin terlalu kecil bagi mereka," tambahnya.
Selain itu, OJK juga akan mendorong orientasi BPR untuk menjadi bank rakyat (community bank). Hal ini memerlukan pendekatan yang lebih personal dan memahami kebutuhan serta karakteristik nasabah secara sosial.
"Saya harapkan ke depan, BPR akan semakin kuat dalam pangsa pasarnya sendiri tanpa harus secara ketat memisahkan diri dari pasar bank umum," tegas Dian.
Namun, di tengah upaya transformasi tersebut, sepanjang tahun ini OJK telah mencabut izin 6 BPR, termasuk yang teranyar BPR EDCASH di Tangerang. Pada tahun sebelumnya, OJK juga mencabut izin usaha 4 BPR lainnya.
Ekonom sekaligus Direktur Esekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menggambarkan persaingan antara BPR dan bank umum sebagai kisah David melawan Goliath, dengan kaki David terikat.
Menurut Piter, BPR seharusnya dilindungi dari persaingan dengan bank besar karena dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah rural atau pedesaan. Namun, kenyataannya, BPR seringkali harus berhadapan langsung dengan bank besar di daerah tersebut.
"Pada dasarnya, BPR memiliki tantangan besar terutama dalam hal permodalan, teknologi, dan sumber daya manusia untuk mengembangkan unitnya," jelasnya.
Transformasi bisnis BPR menjadi sebuah kebutuhan mendesak agar BPR dapat tetap relevan dan berperan aktif dalam memajukan sektor UMKM serta memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah-daerah pedesaan.