Bprnews.id - Debut operasional sistem LRT Jabodebek baru-baru ini dan bagaimana sistem ini menghadirkan sejumlah peluang bisnis baru tidak hanya bagi pengembang besar, namun juga bagi usaha kecil, khususnya industri tempat parkir mobil.
Bambang Ekajaya, pakar real estate, menilai pemilik tanah luas yang berlokasi di dekat stasiun LRT Jabodebek bisa memanfaatkan prospek bisnis yang menggiurkan ini. Hal ini merupakan hasil dari konsep Transit Oriented Development (TOD) jangka panjang yang menjadi bagian integral dari pengembangan kawasan LRT Jabodebek.
Dijelaskan Bambang Pada, Selasa (10/10/2023), “Salah satu ide paling mendasar adalah mengubah ruangan menjadi area parkir sepeda motor atau usaha retail.”
Namun, pilihannya lebih dari sekedar tempat parkir; warga juga bisa memanfaatkan kesempatan untuk memulai usaha kos-kosan atau bahkan warung makan. Hal ini seiring dengan realisasi lahan inti di sekitar stasiun LRT Jabodebek yang hampir seluruhnya terjual, sehingga mengarah pada pengembangan kawasan terpadu.
Sebagai seorang veteran di industri properti, Bambang membawa banyak pengetahuan dan wawasan tentang arah pembangunan yang sedang berkembang di area sekitar trase LRT Jabodebek.
Menurutnya, tren umum saat ini adalah pembangunan berorientasi pada bangunan menengah ke tinggi dengan fungsi campuran, dari pusat belanja hingga mal.
"Umumnya ke arah middle to high rise development, dengan mixed use, dan shopping arcade sampai dengan mall," imbuh Bambang
Namun, bagaimana dengan tantangan yang muncul pada pengembang yang baru memulai bisnis properti di daerah ini?
"Untuk developer yang baru mulai pembebasan, tentu kendala utama harga pembebasan yang selalu dikuasai spekulan dengan harga yang tidak terjangkau atau kadang warga pun terpengaruh menawarkan harga yang tidak masuk akal," lanjut Bambang
Bambang memberikan perspektif berharga tentang hambatan berupa harga tanah yang seringkali dikuasai oleh spekulan, serta potensi bisnis parkir di stasiun pinggiran kota.