Bprnews.id - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan bahwa meskipun terjadi ketidakpastian global yang berkelanjutan, perekonomian Indonesia tetap terjaga dengan kuat, didorong oleh permintaan domestik yang tetap tinggi dan kinerja investasi yang solid.
“Ekonomi Indonesia berhasil mencatat pertumbuhan sebesar 5,04 persen pada kuartal IV-2023 dan 5,05 persen secara keseluruhan selama tahun 2023. Capaian ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu yang terdepan di antara anggota G20 lainnya," kata Wakil Ketua Dewan Komisioner LPS, Lana Soelistianingsih, di Jakarta pada Rabu (7/2/2024).
Menurut data dari Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi sepanjang tahun 2023 mencapai Rp1.418,9 triliun, melampaui target yang ditetapkan Presiden Jokowi sebesar Rp1.400 triliun (101,3 persen), dengan total penyerapan tenaga kerja mencapai 1,82 juta orang.
Tercatat bahwa realisasi investasi sepanjang Januari-Desember 2023 tumbuh sebesar 17,5 persen secara tahunan (year on year) dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai Rp1.207,2 triliun.
Namun, meskipun investasi meningkat, penyerapan tenaga kerja selama tahun 2023 hanya terjadi di industri padat modal. Pada tahun lalu, meskipun investasi mencapai Rp1.418,9 triliun, penyerapan tenaga kerja hanya mencapai 1,82 juta orang.
Perlu dicatat bahwa pada tahun 2013, setiap investasi Rp1 triliun mampu menyerap 4.594 tenaga kerja. Namun, pada tahun 2022, catatan penyerapan tenaga kerja menurun drastis menjadi hanya 1.379 tenaga kerja per triliun investasi.
Sebelumnya, Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, juga menyoroti bahwa konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang signifikan menurut pengeluaran secara kumulatif (c-to-c) pada tahun 2023.
“Konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 2,55 persen menurut sumber pertumbuhan kumulatif tahun 2023 dari sisi pengeluaran," ujarnya di Jakarta, Senin (5/2/2024) lalu.
Diketahui bahwa konsumsi rumah tangga terus tumbuh karena inflasi terkendali dan daya beli masyarakat yang terjaga. Pemulihan sektor pariwisata selama libur sekolah, Natal, dan Tahun Baru juga turut mendongkrak konsumsi rumah tangga melalui operasional restoran dan hotel. Selain itu, sektor transportasi dan komunikasi juga mengalami pertumbuhan tinggi seiring meningkatnya mobilitas masyarakat dan pembelian sepeda motor.